Description

Sindroma Anti Fosfolipid (SAF) / Anti Phospholipid Syndrome (APS) merupakan suatu kelainan sistem pembekuan darah yang ditandai dengan trombosis vaskuler yang dihubungkan dengan peningkatan antibodi antiphospholipid (aPL) yaitu antibodi antikardiolipin/ antiCardiolipin (aCL), antikoagulan lupus/ Lupus Anticoagulan (LA) dan antibodi anti-beta 2 glikoprotein I (Bick, 2008; Branch & Khamashta, 2003; Sammaritano, 2005). Kelainan ini mengakibatkan kematian janin berulang, morbiditas maternal, dan infertilitas akibat berbagai proses imunopatogenik pada plasenta yang dihubungkan dengan terbentuknya trombosis atau terhambatnya proses fibrinolitik. Berdasarkan konsensus internasional di Sapporo, SAF didefinisikan sebagai kelainan dengan gejala trombosis vaskuler dan atau morbiditas obstetrik disertai adanya antibodi antikardiolipin dan atau antikoagulan lupus (Branch & Khamashta, 2003; Wilson et al., 1999).

Secara spesifik antibodi antifosfolipid yang digunakan dalam diagnosis sindroma antifosfolipid adalah antibodi antikardiolipin dalam bentuk IgG, IgM, dan IgA serta antikoagulan lupus. Dikenal dua jenis sindroma antifosfolipid, yaitu primer yang bersifat genetik, dan sekunder yang dihubungkan dengan penyakit autoimun, seperti Systemic Lupus Erithematosus (SLE),  keganasan, infeksi, atau pemakaian obat-obatan (Branch & Khamashta, 2003; Levine et al., 2002). Autoantibodi tersebut setidaknya harus terdeteksi pada 2 kali pemeriksaan dengan interval 6 minggu untuk membedakan antara respon antibodi obat-obatan. aPL memerlukan protein plasma “kofaktor” untuk mengikat kardiolipin pada ELISA, kofaktor tersebut antara lain β2GP1 dan protrombin. Kriteria klasifikasi ini telah dievaluasi dan dinyatakan memiliki sensitivitas 71% dan spesifisitas 98% dengan baku emas kriteria untuk SLE dari the American College of Rheumatology (Sammaritano, 2005; Wilson et al., 1999).